BAYI DIGENDONG TIDUR DITARUH BANGUN DAN BAU TANGAN


Bagi para ibu yang baru melahirkan pasti akan sering sibuk dengan kegiatannya sendiri, terutama untuk si kecil yang baru lahir. Ibu, akan lebih fokus terhadap sikecil yang baru lahir dengan perhatian yang luar biasa dari mulai menyusui sampai menidurkan si bayi. Salah satu aktivitas ibu yang sering dilakukan adalah menggendong yang bertujuan anak dapat tertidur. Tugas seperti ini sering dilakukan, sehingga biasa para orang tua kita sering mengatakan bahwa terlalu sering menggendong konon bisa membuat bayi bau tangan atau menjadi manja. Tapi kalau tidak digendong, kasihan si kecil,dong?


Untuk menggendong dapat lebih mudah para ibu sejak dulu telah mengenal yang namanya selendang, karena selendang membantu dalam hal menggendong sibayi.
Selendang memang dari sejak dulu merupakan alat yang disukai oleh para orang tua memiliki bayi yang digunakan untuk menggendong bayi. Walaupun kainnya tergolong tipis namun kuat dan terasa sejuk ketika dikenakan. Panjang dari kain selendang biasanya mempunyai panjang kurang lebih 2 meter dan lebar kurang lebih 1 meter. Selendang diikat bawah lengan sebagai tempat tidur gantung.
Dengan beberapa latihan, bayi dapat dimasukkan ke selendang tersebut. Karena bayi berada dalam gendongan selendang yang dekat dengan ibu pakai, menghasilkan lebih prolaktin , hormon yang mengatur produksi dari susu. Saat bayi ingin menyusui dengan menggunakan selendang dapat memudahkan ibu. Bahkan sesuai dengan pendapat dari pakar arkeolog Timothy Taylor, menggunakan selendang selama masa pra-sejarah mendorong pertumbuhan otak manusia. Tetapi pada suatu keadan bahwa bayi saat di gendong tidur, ketika di taruh ditempat tidur bangun. Dan hal ini memang selalu terjadi dalam kehidupan kita.
Biasanya ada sebuah celetukan “awas bayi jangan terlalu sering digendong nanti akan bau tangan!” Itu salah satu nasihat yang sering diberikan kepada pasangan Laki-laki dan perempuan yang baru punya bayi. Istilah ‘bau tangan’ merupakan deskripsi bayi sudah terbiasa ‘kena tangan’ (gendong, dekap, timang, sentuh) sehingga hanya merasa nyaman bila diperakukan demikian. Banyak juga yang menganggap bayi ‘bau tangan’ sebagai bayi manja. Ketika menjadi ibu baru, Anda tentu kerap dibuat bingung dengan larangan atau imbauan di atas. Benarkah saran dan masukkan mereka haruskah diikuti? Jangan-jangan cuma mitos, itulah yang mungkin ada di pikiran Anda.

BAGAIMAN DENGAN BAU TANGAN & MANJA
Menurut Dr. Rini Sekartini Sp.A(K),dari DivisiTumbuh Kembang Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM, istilah bayi bau tangan tidak ada dalam kamus kedokteran istilah itu hanya ada di dalam masyarakat dan menjadi istilah umum untuk bayi yang senang digendong. Bayi akan rewel bila tidak digendong, dan selalu merasa nyarnan dalam gendongan ibu atau bapaknya. Padahal yang sebenarnya, bayi yang digendong sepanjang tahun pertama tidak akan menyebabkan bayi yang tergantung pada orang dan tidak sering menangis. Sebaliknya jika bayi-bayi itu lebih jarang menangis, tumbuh lebih bahagia, lebih cerdas, lebih mandiri, lebih penuh kasih dan lebih ramah ketimbang banyak bayi yang kebanyakan diletakkan di kursi, di buaian, di tempat tidur atau di alat bantu Iainnya yang tak memerlukan kontak dengan manusia. “Dengan adanya aktivitas menggendong buah hati kita akan timbul sebuah kedekatan hubungan emosional ayah,bunda dan buah hati,”terang Dr. Rini.
Hingga saat ini masih terdengar persepsi keliru, sehingga muncul Saran untuk tidak terlalu sering menggendong bayi itu. Saat hal yang membuat perasaan kuatir yaitu nanti “bau tangan” terjadi dan bayi menjadi lebih manja. Hal ini tidak benar. Itu merupakan proses pembelajaran pada bayi. Bayi akan merasa aman dan nyaman dalam gendongan atau dekapan ibu atau orangtua, karena saat dalan, kandungan bayi sangat merasa nyaman dalam rahim ibu, seperti dalam rangkulan yang tidak pernah putus. Banyak penelitian juga yang mengungkapkan bayi yang segera mendapat perhatian sesaat setelah menangis, entah dengan ditimang maupun didekati, kelak akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara emosional. apapun nantinya menjadi orang mandiri serta lebih percaya diri.




SALAH RESPON
Dr. Rini menjelaskan, penyebab dan bayi yang rewel dan terus menangis (sering diistilahkan bau tangan), umumnya terkait dengan kebiasaan yang kurang tepat dalam merespon tangis bayi. Bayi pada awal kehidupannya di dunia berkomunikasi dengan dunia luar termasuk dengan orang tua dan orang di lingkungannya melalui tangisan. Dengan tangisan bayi dapat memperojeh apa yang diinginkannya. Sebenarnya tangisan pada bayi banyak sebabnya, dan tidak harus segera digendong. Hal penting yang perlu kita lakukan adalah mencari penyebabnya, kemudian mengatasjnya. Selain itu ada beberapa orang tua yang membiasakan menidurkan bayinya dengan gendongan. Sedangkan cara menidurkan bayi ada beberapa cara, memang salah satunya dengan menggendong. “coba untuk mencari alternatif lain untuk mendiamkan bayi, misalnya dengan menepuk-nepuk, bercerita, mencium, memperdengarkan suara-suara yang dapat menimbulkan sebuah kenyamanan pada bayi,”saran Dr. R ini.

BAGAIMANA BILA BAYI DIGENDONG TIDUR DITARUH BANGUN
Seringkali kita melihat ataupun mendengar tentang ibu ibu yang mempunyai bayi, ketika hendak menidurkan anaknya. Untuk menidurkan anaknya memang butuh waktu cukup banyak, karena untuk bayi untuk tidur agak susah khususnya diwaktu malam. Maka biasanya cara yang efektif adalah dengan menggendong bayi dan menggoyangkannya, selain itu juga bisa menidurkannya dengan membuat ayunan yang terbuat dari selendang yang panjang. Demikian artikel kali semoga bermanfaat  


0 Response to "BAYI DIGENDONG TIDUR DITARUH BANGUN DAN BAU TANGAN"